Dari Harta Sampai Keluar Angkasa dengan Mark Shuttleworth

Mark Shuttleworth

"A big part of willpower is having something to aspire to, something to live for."

- Mark Shuttleworth

Dengan minat yang tinggi akan teknologi, Mark Shuttleworth berhasil membuat dirinya manjadi jutawan di usia mudanya, bahkan sebelum dia mendirikan Canonical Ltd yang mensponsori salah satu sistem operasi bebas dan open source terkenal di dunia yang bernama Ubuntu.

Sebagai seorang yang gemar berpergian, Shuttleworth juga merupakan pencipta dan lihai dalam strategi bisnis. Dia memliki ketertarikan akan ilmu sains untuk memenuhi impiannya untuk terbang ke luar angkasa, dan menjadi orang berkebangsaan Afrika Selatan pertama yang melakukan itu.


Kehidupan Awal

Mark Shuttleworth Richard lahir pada tanggal 18 September 1973, di Welkom, Afrika Selatan. Dia adalah anak dari seorang ahli bedah dan seorang guru taman kanak-kanak. Setelah bersekolah di Rondebosch Boys High School dan kemudian di Western Province Preparatory School dan kuliah di Diocesan College, Shuttleworth memperoleh gelar Ilmu Bisnis pada jurusan Finance and Information Systems di University of Cape Town.

Selama studinya, Shutteworth tinggal di Smuts Hall yang merupakan tempat tinggal bagi para pria di kampus yang terletak di bagian atas dari University of Cape Town. Pada masa itu, Shuttleworth terlibat dalam pemasangan koneksi internet pertama di universitas dimana dia belajar.


Thawte

Pada 1990an, Mark Shuttleworth berpartisipasi sebagai salah satu pengembang sistem operasi yang bernama Debian. Pada tahun 1995, Shuttleworth mendirikan Thawte yang memiliki spesialisasi dalam sertifikat digital dan keamanan internet.

Thawte awalnya dijalankan di garasi milik orang tua Shuttleworth di Durbanville. Thawte pertama kali ditujukan untuk menciptakan sebuah server yang aman dan tidak terbelenggu oleh kriptografi yang telah dikenakan oleh Amerika Serikat. Thawte menggunakan server yang merupakan adaptasi dari server Apache HTTP yang kemudian diintegrasikan dengan server Stronghold. Thawte kemudian fokus ke penyediaan dan kegiatan sertifikasi untuk situs-situs web.

Pada bulan Desember 1999, Shuttleworth menjual Thawte ke VeriSign sebesar $575 juta.

Dengan keuntungan yang ia miliki, Shuttleworth mendirikan perusahaan HBD ("Here Be Dragons") Venture Capital, sebuah perusahaan investasi di Afrika Selatan yang menawarkan penanaman modal untuk berbagai usaha kecil yang baru dibangun. Shuttleworth juga mendirikian Shuttleworth Foundation yang adalah sebuah organisasi non-profit yang didedikasikan untuk inovasi sosial, yang juga memberikan bantuan dana kepada pendidikan dan proyek perangkat lunak open-source di Afrika Selatan. Shuttleworth juga memberi dana dan menjadi anggota dewan di Bridges.org.


Penerbangan Ke Luar Angkasa

Mark Shuttleworth memiliki ketertarikan terhadap angkasa luar, dan dia sering bermimpi untuk dapat terbang kesana suatu saat. Dengan keuntungan yang dia miliki setelah menjual Thawte, mimpi Shuttleworth mulai dapat direalisasikannya. Dengan biaya pribadi sebesar $20 juta, Shuttleworth membeli kesempatannya untuk terbang bersama pesawat ruang angkasa Rusia, dan menjadi orang Afrika pertama dalam proyek Space. Shuttleworth menjalani satu tahun pelatihan dan persiapan, termasuk tujuh bulan telah dihabiskannya di Star City, Rusia, untuk misi perjalanan Soyuz ke International Space Station (ISS).

Pada tanggal 25 April 2002, Shuttleworth dikenal di seluruh dunia sebagai turis antariksa kedua dengan biaya pribadi, dan juga orang Afrika pertama yang melakukan itu. Shuttleworth bersama dua orang kosmonot, komandan Yury Gidzenko asal Rusia dan insinyur penerbangan Roberto Vittori Italia) saat berada di Soyuz TM-34. Shuttleworth berangkat dari Kazakhstan dan berlabuh selama dua hari di ISS setelah menghabiskan delapan hari penerbangan. Disana, dia melakukan eksperimen ilmiah yang berkaitan dengan AIDS dan penelitian genom untuk Afrika Selatan. Ia kembali ke bumi dengan kapal Soyuz TM-33 dan mendarat di Kazakhstan pada tanggal 5 Mei 2002. Untuk memastikan bahwa ia tidak pernah melupakan pengalamannya, Shuttelworth telah membeli apa yang tersisa dari kapsul dan menyimpan baju luar angkasanya sebagai koleksi pribadi.

Setelah kembali, Shuttleworth yang gemar berpergian, mulai kembali melakukan aktifitasnya, dan memulai topik baru pembicarannya yang meliputi perjalanannya keluar angkasa yang disampaikan kepada murid-murid di seluruh dunia. Shuttleworth juga kembali ke karyanya dalam teknologi dan menciptakan sebuah proyek sistem operasi dengan fokus khusus pada perluasan akses komputer pribadi di negara berkembang: proyek itu dinamakan Ubuntu.


Linux Ubuntu

Pada bulan Maret 2004, Mark Shuttleworth mendirikan Canonical Ltd yang merupakan perusahaan untuk promosi dan mendukung komersialisme proyek perangkat lunak. Melalui perusahaannya itu, Shuttleworth memimpin dan mensponsori pengembangan Ubuntu, distribusi Linux yang berbasiskan pada Debian. Pada tahun berikutnya, ia mendirikan Linux Foundation.

Shuttleworth memimpin Ubuntu yang kemudian menjadi sistem operasi komputer berbasis Debian yang dilihat menjadi alternatif dari Microsoft Windows. Shuttleworth telah menyatakan bahwa Ubuntu dirancang untuk memenuhi mimpi perubahan; keyakinan bahwa potensi perangkat lunak yang gratis adalah kemampuannya untuk memberikan dampak besar pada perkembangan perangkat lunak dan teknologi itu sendiri.

Teknologi di balik Ubuntu sangat dipengaruhi oleh Linux, GNU dan ekosistem perangkat lunak. Ubuntu dimaksudkan untuk menggabungkan komunitas Linux (Debian, Fedora, Arch, Gentoo), dan juga dunia komersil dengan perangkat lunak tertutup seperti RHEL dan SLES/SLED. Shuttleworth, dengan Ubuntu, menginginkan satu kesatuan dari mereka dengan merilis Ubuntu yang didukung para profesional dan institusi, namun gratis untuk dipakai siapa saja. menjadi satu kesatuan, dengan rilis komersial kelas diwariskan oleh Debian yang tersedia secara bebas, tetapi juga didukung oleh sebuah institusi.

"Ubuntu adalah panah bagi Debian, Debian adalah busur bagi Ubuntu," kata Shuttleworth ketika ia ditanya tentang pandangannya tentang hubungan Ubuntu-Debian.

Shuttleworth menjadi CEO Cononical selama 5 tahun sebelum mengundurkan diri pada bulan Desember 2009 untuk memfokuskan diri pada desain produk, kemitraan dan pelanggan. Jane Silber yang sebelumnya menjabat sebagai COO perusahaan, mengambil alih posisi CEO.


Kehidupan Pribadi

Mark Shuttleworth mempunyai dua kebangsaan, yaitu Afrika Selatan dan Inggris. Setelah tinggal di London sejak tahun 2001, Shuttleworth tinggal di Isle of Man.

Shuttleworth yang melakukan debut sebagai taipan internet pada 1990an mendapat gelar kehormatan dari Open University untuk keberhasilannya pada tahun 2010. Saat ini ia adalah salah satu orang Afrika Selatan terkaya dengan mengumpulkan sebagian besar kekayaannya pada usia 27 tahun.