Dengan maraknya orang yang menggunakan media sosial, masih banyak yang berpikir bahwa media sosial hanya berfungsi sebagai sarana pemasaran bisnis. Padahal, media sosial seperti Facebook dan Twitter bisa jadi media dalam memberikan customer service.
Hal tersebut karena media sosial bersifat personal sehingga, penjual bisa 'berbicara' dengan pembeli melalui Message. Selain itu, penggunaan media sosial untuk customer service dapat meningkatkan koneksi emosional yang positif serta menambah gambaran baru bagi penjual untuk meningkatkan kualitas produk yang mereka jual.
Namun, ada beberapa catatan penting dalam menggunakan media sosial untuk kepentingan customer service bagi pebisnis online.
Penjual tidak bisa melakukan segala hal dalam waktu yang sama sendirian. Termasuk memantau aktivitas media sosial. Selain itu, penjual yang menjalankan bisnis kecil kemungkinan besar tidak memiliki tim khusus yang menangani media sosial.
Untuk itu, penjual sebaiknya memberi tahu pembeli jam berapa saja penjual ini bisa aktif dihubungi lewat media sosial. Misalnya, mulai pukul 10 pagi hingga 9 malam. Hal ini memang tidak akan membuat pembeli bertanya pada penjual tengah malam atau pagi-pagi sekali. Tetapi, setidaknya, pembeli mengerti mengapa komentar atau pertanyaannya direspon dalam jangka waktu yang cukup lama.
Jam operasional bisa dicantumkan pada kolom Bio Twitter atau kolom About di Facebook.
Fleksibel
Tak menutup kemungkinan bahwa ada saja pembeli yang tidak puas dengan pelayanan yang penjual berikan lalu memberikan komentar-komentar bernada negatif di media sosial. Bahkan melontarkan kata-kata kasar yang tidak berkenan.
Junaidi
Dalam kondisi seperti ini, penjual harus fleksibel. Dan jangan menganggap bahwa satu-satunya sarana menjawab komentar tersebut adalah tepat di bawah komentar tersebut. Jika penjual melakukan hal tersebut, pembeli lain bisa memperkeruh suasana dengan memberikan komentar-komentar tambahan.
Dalam kondisi begini, sebaiknya penjual mengarahkan pembeli tersebut untuk menghubunginya lewat jaringan pribadi, seperti email atau berbicara langsung melalui saluran telepon
Pada bisnis online, semakin cepat adalah semakin baik. Artinya, penjual harus siap memantau media sosial yang dia gunakan supaya bisa langsung menanggapi komentar atau pertanyaan yang dilontarkan buyer. Seller bisa menggunakan social management tools seperti Hootsuite dan Seeismic.
Seorang seller tentu tak bisa setiap jam setiap saat mengontrol media sosialnya. Oleh karena itu, ia perlu menemukan jadwal yang tepat untuk memantau media sosialnya. Misalnya, pada jam-jam tertentu. Selain itu, pemjual juga dapat mengatur media sosialnya sehingga setiap ada komentar atau mention yang masuk akan memberikan notifikasi pada email.
SOP atau standard operating procedure juga dibutuhkan dalam menjalankan customer service. Penjual tidak perlu membuat SOP yang rumit. Cukup hanya membuat catatan-catatan penting dalam menangani pelanggan. Misalnya, bagaimana jika produk yang diterima pembeli ternyata rusak, dan apa yang harus dilakukannya. Catatan seperti ini akan memudahkan penjual dalam menangani keluhan-keluhan pelanggan di media sosial.
Media sosial adalah tempat umum. Ini memberikan kemungkinan untuk setiap orang untuk mengakses media sosial si penjual. Baik atas nama pribadi, maupun akun Twitter dengan nama toko online. Oleh karena itu, apapun yang dikatakan dalam tweet, post, maupun komentar di timeline perlu diperhatikan oleh penjual. Jangan sampai apa yang dikatakan seller menjadi bumerang dan menjatuhkan reputasi baik dari toko online yang dikelolanya.
Hindari juga mengatakan kata-kata emosional di media sosial.
Pertamax :D
Media sosial memang udh menjadi tren sekarang2 ini. Bisa dibilang hampir setiap orang paling tidak punya akun Facebook, Twitter, Pinterest, LinkedIn dll... Dan dipermudah lagi dengan adanya smartphone.
Jadi customer servis bisa lewat hp juga sekarang. Gak perlu stay depan komputer utk nunggu update dan keluhan pelanggan
Customer service dan marketing itu seperti ujung tombak dari sebuah usaha/bisnis. Bidang ini adalah yang diutamakan dalam mengambil perhatian masyarakat, mencari simpati, mendapatkan loyalitas dan kepuasan.
Gak heran klo di jaman internet ini, social media yang bisa merangkap customer service sering jadi bahan perbincangan dan strategi usaha/bisnis.
Klo di Indonesia, orang lebih banyak yang pakai social media. Twitter dan Facebook utk media jualan contohnya. Itu termasuk customer service kan?
Informasi yang manarik. Up
di indonesia kebanyakan pake facebook twitter buat jualan online. gratis dan cepet dibanding punya website sendiri. tapi gak enaknya karena perorangan jd harus standby trus buat bisa ngebales komen orang. lebih repot lagi karena skrg udh kebanyakan orang pake akun pribadi buat jualan, orang mulai gak suka dan dianggep spam jd bukannya jualan malah ngerusak citra diri sendiri.
ane pernah bantu jualan temen lewat facebook. dulu pas awal2 memang bagus penjualan tp lama2 orang nganggep basi. akhirnya bikin akun buat redirect ke blog jualan biar keliatan lebih bonafid