Belum lama ini sering berdengung internet netral, atau bahasa kerennya "internet neutrality (net neutrality). ini menegaskan bahwa konten di internet harus diperlakukan sama, harus adil dan gak ada anak tiri atau anak emas.
Yang menyediakan konten, selain si pemilik website dan si server, tentunya butuh dibutuhkan sang operator. Menurut prinsip, kalau operator ini tidak turut sama prinsip net neutrality ini, dia bisa saja memperlambat, menyulitkan akses, atau memberi halangan lainnya untuk sebuah website agar bisa diakses oleh orang lain.
Sementara itu, si operator bisa saja memberi akses lebar ke rekan2nya, atau ke website2 yang merupakan pelanggan premium sang operator. jadi orang bisa mengakses website yang bekerjasama dengan operator, sementara untuk website yang tidak bekerjasama, aksesnya dihambat.
Ini ada di tangan operator, atau sang penyedia layanan jaringan.
atauSalah satu prinsip internet yang kerap didengung-dengungkan adalah "internet netral". Prinsip yang dikenal dengan sebutan net neutrality ini menegaskan bahwa akses internet pada semua konten harus setara dan adil.
Di Indonesia, berita tentang net neutrality ini memang sudah ada. Tapi praktiknya belum ada. Pelanggan operator mana pun masih bisa mengakses website dan layanan apa saja di internet tanpa halangan berarti (kecuali internet positif, dll).
Tapi belakangan ini muncul lagi berita tentang net neutrality ini setelah Indosat bekerjasama dengan Facebook dan asosiasi Internet.org.
Internet.org adalah usaha sosial yang didirikan oleh Facebook yang bertujuan untuk memperluas jaringan internet di tempat2 yang belum terjangkau. Usaha ini mengutamakan negara berkembang yang masih belum merata jaringannya, dan juga negara2 yang layanan internetnya masih mahal. Untuk bisa memberikan layanan internetnya ke banyak orang, Internet.org bekerjasama dengan operator setempat.
Disini Indonesia termasuk dalam program Internet.org, dan oleh karena itu Mark Zuckerberg pernah datang ke Indonesia. Dan Indosat adalah rekannya.
Untuk tahap awal, Internet.org sudah mulai menghubungkan beberapa negara di Afrika, dan sekarang di negara2 itu, rakyatnya sudah bisa menikmati internet sebagaimana mestinya.
Tapi ada satu hal yang bentrok dengan wacana net neutrality tadi. Internet.org memberikan akses internet gratis kepada website layanan sosial, berikut beberapa layanan lainnya khusus untuk pelanggannya. Sementara itu, layanan yang tidak termasuk dalam rekanannya, tetap mengharuskan si pelanggan untuk mengeluarkan pulsa seperti normal.
Tentunya hal ini dianggap tidak adil. Bagaimana adil? Beberapa layanan seperti Tokopedia dan OLX bisa disa diakses dengan gratis oleh pelanggan Internet.org tanpa pungutan biaya. Sementara website yang mirip, seperti Bukalapak, harus pakai pulsa.
Ini tentunya bertentangan sama net neutrality dimana semua website bisa diakses tanpa ada anak tiri atau anak emas. Dengan Internet.org ini, penyedia layanan internet dan operator seluler bisa memperlakukan data di internet dengan tidak adil, membedakan tarif dan mencekik bandwidth.
Sebagai gambaran, menurut artikel Kompas yang membuat saya mau share topik ini, 70% dari pengguna handphone di Indonesia masih memakai handphone menengah kebawah, alias feature phone yang harganya kisaran kurang lebih Rp 3 juta, dan banyak juga lainnya yang masih pakai 2G (sekarang 4G saja sudah mulai ketinggalan jaman).
Menurut CEO Indosat, Alexander Rusli, operator di indonesia dan pemerintah tidak ada yang mendukung net neutrality. Dan hal ini sepaham dengan program Internet.org yang dari awal memang tidak mendukung net neutrality. Dia juga menegaskan kalau "Indosat sangat tegas menolak yang namanya net neutrality."
Tapi ada penjelasannya (mungkin buat sebagian adalah celah untuk membenarkan yang salah), Internet.org ini dimaksudkan sebagai cara yang memudahkan para pengguna feature phone yang sulit terhubung dengan internet sehingga mereka bisa mendapatkan ilmu dan informasi yang berguna dengan adanya layanan gratis. Sementara itu, net neutrality ini disinyalir sebagai bisa tidaknya sebuah website diakses, bbukan soal biaya yang diperlukan untuk mengaksesnya. Jadi wajar saja kalau dibilang website rekanan bisa diakses tanpa biaya, sementara website bukan rekanan harus pakai biaya.
Karena operator seluler di Indonesia tidak mendukung net neutrality, mereka bisa saja memilih siapa yang bisa diakses dengan gratis dan mana yang tidak. Walaupun mereka mengaku tidak ada anak emas dan tidak ada anak tiri, dan tidak ada operator di Indonesia yang memberikan layanan lebih baik untuk layanan tertentu, apa kesannya memang begitu?
Dengan menentang net neutrality, mereka bisa saja mempercepat sebuah website untuk dapat diakses, asalkan website itu bayar.
Sekarang yang jadi pertanyaannya, Indonesia mendukung, apa tidak?
hanya terbatas operator tertentu kan? kalau indosat, operator lain kan bisa aja gak.
tapi memang diskriminasi kalo memang ada perbandingan. internet jadi gak adil lagi, jadi punya wewenang yang punya uang. tapi mau gimanapun, operator dan facebook punya wewenang, internet.org kan punya dia, dan dia berhak aja mau ngasih ijin siapa yang gratis siapa yang gak. dan sebagai operator yang meneruskan, selama dia dibayar, kenapa gak.
harus ada undang2 kalau mau ada internet netral. namanya persaingan bisnis, perusahaan pasti mau cari untung.
susahlah kalo ngarepin undang2. di amerika sana aja masih di debatin. tapi kalo ngarepin swasta, lebih susah lagI memang karena selama user puas dan uang ada, buat apa mikir solusi lain toh memang tujuan swasta begitu.
negara akan tutup mulut selama jatah pajak ngalir lancar. itu juga kalo gak ada penyelewengan dana.
sekarang pada bilang gak pro net neutrality tapi gak beda2in tarif. apa mungkin karena infrastruktur dari internet.org belum selesai dan merata?
Dia yang ngasih layanan dia yang berhak juga ngasih peraturan. Gak suka peraturannya ya ganti provider. Gampang kan? Hehe
switch operator aja. jalan pintas paling gampang :D
masa iya operator semuanya kerjasama? lagipula itu kan cuma beberapa website, lain lagi kalo semua website dikasih harga lebih mahal, baru deh kudu ganti
masih luas pengertian net neutrality. baru tau juga kalau bukan dari segi aksesnya aja, tapi juga dari biayanya.
ajang cari uang. tujuannya bukan membatasi akses informasi seperti yang ditakutin para pro net netral, tapi biar dapet uang dari mereka yang mau bayar demi diprioritaskan.
ada uang ada barang gak lagi bener... ada uang ada nama. ada uang segalanya beres. walaupun nginjek orang2 kecil. mau solusi jawabannya uang.
mau bayar apa gak masalah besar sih. yang penting gak di blokir aja.
gak ada yang adil selama uang berbicara :)
ya iyalah bos... masa kalo punya 50rb mau disamain sama yang punya duit 5rb yang kebeli tahu tempe? pasti mau beli bayem sama daging kan? :p
uang = solusi
paling tidak mereka yang pumya uang bisa mendapatkan prioritas dan didahulukan. memang tidak adil secara nasib orang tidak ada yang sama.
kalo ngomongin uang, memang benar adalah solusi hari gini. cuma kayaknya mereka yang duduk di posisi tinggi udah kehabisan cara buat nyari duit dengan cara yang lebih enak diterima orang.
dapet dari detikcom:
"Menkominfo Rudiantara kembali angkat bicara soal layanan internet gratis yang dipromosikan sejumlah operator bersama dengan mitra bisnisnya demi menggaet pelanggan baru. Setelah Indosat menggandeng akses internet gratis untuk Facebook lewat internet.org, kini giliran Telkomsel bersama Evercoss menggandeng Opera untuk program internet gratis di feature phone."
menurut dia, internet gratis ini cuma akal2an marketing dan promosi biar dapet banyak pelanggan baru. terutama yang belum pernah pake internet.
pak menteri juga bilang kalo operator gak akan ngelakuin apa2 tanpa alasan untuk ngedorong net neutrality ini. jadi gak bakalan semua gratis melulu. kasarnya bisa rugi.
jadi ini cuma taktik aja buat ngegaet. sifatnya sementara. dan gak mungkin selamanya. logika bisnisnya belum masuk.
tapi pak menteri juga bilang
"Lebih lanjut, kami mengkhawatirkan internet.org telah dipasarkan secara tidak tepat untuk menyediakan akses pada internet, ketika faktanya program ini hanya menyediakan akses pada layanan internet dengan jumlah terbatas yang disetujui Facebook serta ISP lokal."
pak menteri gak setuju kalau operator ngasih akses internet gratis buat facebook, tapi operator yang ngeluh gak dapet untung dari pemain2 asing.
"Saya sudah bilang ke Indosat, kalau nggak suka berhenti saja. Jangan dikasih akses. Nggak bisa ini digratisin," kata pak menteri.
bener kan. dapet santunan dari facebook :)
ya namanya prospek... siapa juga yang bisa nolak :) santunan secara langsung mungkin gak, tapi bisa aja bagi hasil. banyak yang bilang proyek internet.org itu misi facebook meluaskan jaringannya dengan alibi iming2 kata2 gratis. buat bikin internet gratis itu butuh modal, dan sebagai perusahaan swasta, masa mau ngegelontorin uang tanpa ada tujuan. walaupun misinya sosial.
padahal yang diakses cuma itu2 aja ya. klo mau liat link keluar itungannya bayar kan?
facebook sebenernya punya tujuan yang bagus. cuma aja niat dia bikin orang melek teknologi yang katanya cuma kegiatan sosialnya dia, ternyata bisa dibisnisin.
dengan user facebook lebih dari 1 miliar dan duit banyak, siapa juga yang gak mau kerjasama?
bukan karena jumlah user atau karena dia banyak dana, tapi karena pengaruhnya yang kuat. mungkin danayangg dikasih ke indosat gak seberapa kalau itu ada, tapi dampak ke indosatnya karena dia bisa facebookan wikipedia dll gratis.
ada thread saya juga bahas net neutrality. http://www.eyerys.com/forum/techtalk/537/net-neutrality-dan-hak-akses-konten">http://www.eyerys.com/forum/techtalk/537/net-neutrality-dan-hak-akses-konten
buat pengguna internet aktif sih gak berguna itu internet.org. tujuannya kan memang untuk mereka yang belum pernah terjangkau oleh internet dikarenakan lokasi dan biaya. dengan jaringan indosat yang merupakan salah satu yang paling luas, facebook ngadain itu internet.org. kurang tahu persentase penduduk indonesia yang belum terjangkau, tapi itu urusannya indosat dalam pemasarannya karena dia providernya. internet.org cuma ngasih layanan ke orang lain, si provider yang repot.