Mau berhasil nyuri hati pasangan? Modalnya pinter ngomong :) ini juga berlaku buat para pebisnis online.
Setiap pebisnis online atau offline pasti pernah ngerasain masalah turunnya penjualan, kurang pendapatan atau hal lainnya. Walaupun harga jual sudah dipepet2in sama harga modal, orang kadang masih aja nganggep barang jualan kita kemahalan. Kalau anda pernah ngalamin ini, selamat! tandanya anda sedang berbisnis.
Usaha online atau offline gak ada yang gampang. Sekalipun gampang, itu namanya hoki. Atau sukses musiman. Tapi kalau buntung terus yang jadi masalah. Disini saya mau berbagi sedikit tips buat para pebisnis online yang mau ngedongkrak penjualannya lewat media sosial.\
Kenapa bahas media sosial bukan e-commerce atau jualan di website secara umum? Seperti yang kita ketahui, di indonesia bisnis online di media sosial sangat cerah. Kenapa? Modal sedikit, gak perlu adanya gudang, tidak perlu punya toko fisik, tidak perlu karyawan, dll. Hanya butuh komputer, handphone yang punya camera bagus (opsional), dan internet yang memadai. Karena itu banyak anak muda, baik kuliahan maupun anak sekolah, ibu2 rumah tangga, sampai orang kantoran pun bisa jualan di media sosial. Dan karena gak butuh website juga buat jualan, modal dan skill relatif sedikit. Jadi jualan di media sosial itu bisa dibilang "risk free".
Tapi bebas dari resiko bukan berarti anda bisa leha2 dan cuek. Jualan tetap jualan, dan pelanggan adalah raja.
Sebelum anda nyoba pendekatan ke calon pelanggan, coba tempatin diri anda di pihak mereka. Cari tahu apa yang mereka mau, bagaimana mereka seneng diajak ngobrol, dll. Setiap orang punya karakter masing2 jadi coba ikutin cara mereka bermain.
Sebelum orang beli barang di internet, pasti ada yang namanya evaluasi. Gak ada orang yang mau beli kucing dalam karung. Walaupun barang yang anda jual online sama aja sama barang yang dijual offline, cara jualan barang di internet sangat berbeda dibanding barang yang dijual di toko karena si calon pembeli gak ketemu muka sama si penjual, dan barang yang dijual gak bisa dipegang atau dilihat secara langsung. Dan sebelum mereka beli, sudah umum kalau mereka cari perbandingan merek atau harga atau sama produk lain yang mirip atau yang mereka sudah tahu sebelumnya Ini semua ada di tahap evaluasi. Cara paling efektif buat jualan barang di media sosial yaitu bagaimana evaluasi calon pembeli dikurangin.
Selain jadi penjual di toko biasa yang ramah dan informatif, cara yang paling efektif untuk sukses jualan di media sosial adalah anda juga harus bisa mengurangi peluang evaluasi yang bisa calon pembeli anda lakukan. Semakin sedikit evaluasi yang mereka lakukan, semakin mudah mereka ngambil keputusan buat membeli.
Berikut tipsnya:
1. Survey
Cari tahu apa keunggulan barang jualan anda dibanding yang dijual dan titik beratkan pembicaraan ke arah sana. Dengan survey yang baik, anda bisa tahu cara menjelaskan kenapa calon pembeli harus membeli jualan anda dibanding yang lain
2. Utamakan Jujur
Di internet, gak ada acara tatap muka dalam jual-beli. Oleh karena itu, jujur adalah sisi yang harus anda tonjolkan. Kalau anda memang harus berbohong, jangan berbohong :) alihkan pembicaraan ke arah yang lain atau ditutup2in.
Karena tidak ada acara tatap muka, buktikan kalau diri anda itu penjual kompeten dan bisa dipercaya. Selalu cantumin contact person anda, baik itu nomer telpon handphone, BBM, email atau lainnya. Kalau anda punya toko offline yang fisik, ada baiknya anda juga cantumin alamat lengkapnya dimana.
Gak ada gunanya berhasil jualan 1 item di media sosial tapi kemudian ketahuan berbohong karena reputasi toko anda bisa rusak.
3. Cepat dan sigap
Berjualan di media sosial memungkinkan anda untuk jualan 24/7. Artinya gak terbatas pada waktu dan tempat. Karena calon pembeli bisa mampir kapan saja, anda diharapkan cepat untuk merespon. Pastikan email anda aktif di smartphone atau tablet anda, dan install app media sosial yang anda pakai supaya setiap aktifitas disana bisa anda pantau kapan saja.
Kalau anda ingin waktu anda sedikit terbebas dari kewajiban merespon misalnya di hari weekend atau jam tertentu, ada baiknya kalau anda memasang informasi tentang itu di profil anda.
4. Jadi manusia bukan robot
Mungkin buat sebagian orang proses jual-beli di internet masih terbilang high-tech. Tapi proses ini sudah jadi hal umum buat banyak penjual maupun pembeli. Jadi walaupun teknologi jadi perantara si penjual dan si pembeli, bukan berarti anda harus jadi robot.
Media sosial dibuat khusus buat interaksi sosial jadi menjadi manusia adalah hal yang penting. Hilangkan kesan formal dan kaku. Jadi penjual yang ramah dan 'manusiawi'.
5. Transaksi jelas dan tepat waktu
Orang tertarik untuk membeli barang jualan anda. Kalau di toko offline atau tradisional, anda tinggal menerima uang dan bikin nota. Tapi kalau jualan online, prosedur gak segampang itu. Anda harus ngasih informasi lengkap tentang kemana pembeli anda harus bayar. Bank, Paypal, atau metode lainnya. Pastikan juga cara pengantaran barang. JNE, Tiki, COD atau cara lain.
Setelah pembeli anda bayar, anda harus gerak cepat. Kalau tidak ada keterangan lain sebelumnya seperti barang akan dikirim sebelum jam 12 atau weekdays atau lainnya, anda harus bergegas untuk cepat mengantar barang itu.
Poin ini sangat berpengaruh kepada kelangsungan jualan online anda karena kekecewaan di poin ini dampaknya bisa panjang.
Pastikan barang sampai ke tangan pemilik di hari yang dijanjikan. Kirim juga bukti/resi/nota/tracking code. Ada kalanya pembeli ingin retur. Pastikan caranya dan selalu meladeni pembeli tanpa kecewa. Pastikan bagaimana caranya dan bagaimana uang si pembeli harus dikembalikan.
6. Buktikan anda memang yang terbaik
Anda bisa minta testimonial dari pembeli. Testimonial, selain bisa jadi feedback untuk anda supaya lebih baik dalam berjualan, juga sangat berarti untuk mempengaruhi calon pembeli lainnya. Anda bisa minta pembeli untuk memberi testimoni di halaman profil media sosial anda atau mention anda.
jualan online udh ngejamur. udh bisa dibilang isi facebook isinya orang jualan semua... belum twitter... terus instagram. kebanyakan buat sambilan tapi banyak juga yang sukses. banyak orang nyoba bisnis online karena gak butuh modal. karena kadang gak perlu punya stock, ada orang beli baru dipesen barangnya dari si supplier. gak enaknya ya itu, gak liat muka, gak tau tempatnya dimana, kadang diluar kota yang entah dimana... harus percaya aja.
menurut ane lebih bagus kalo jualan sekalian di website e-commerce juga jangan ngandelin sosmed aja. pembeli lebih percaya, apalagi kalo jualannya di website e-commerce gede.
sekarang apa aja dijual. sosmed jadi tempat jualan udah dari jaman kapan tau karena gak butuh modal. tapi harus selalu hati2 kalo beli2 barang disana soalnya seperti yang dibilang, gak kenal maka gak sayang. banyak juga yang nipu2. pake rekening bersama juga masih belum tentu bener.
mengenai pembayaran, kalo bisa sih yang satu kota biar bisa COD. jadi seandainya mau retur juga gampang. pernah pengalaman begitu sekali, pas barang dateng ternyata ada cacatnya. karena COD, barang bisa dikembaliin gak perlu repot2. dan pernah juga sekali mau retur barang karena cacat juga karena diluar kota, gak ditanggepin. berhubung udh dibayar, mau retur jadi susah orangnya males2an gitu.
beli barang di internet gampang... tapi menurut saya masih enakan beli langsung. pertama karena pilihannya bisa langsung dibandingin ditempat jadi gak perlu cari2 online lagi... terus ya seperti tadi dibilang, bisa kenal sama si penjual jadi bisa langganan yang "dikenal".
kebanyakan jualan di media sosial itu sebagai alternatif bukan pengganti. niat awalnya seperti itu. tapi kenyataannya sedikit melenceng.
walaupun begitu, media sosial adalah mediumnya. dan dia adalah pilihan.
banyak orang masih lebih suka belanja cara ketemu langsung. makanya belanja online itu cuma cara alternatif dan gak akan bisa ganti cara tradisional.
apa transaksi murni ecommerce bisa jadi tolak ukur bagaimana negara itu menerapkan teknologi internet di sektor ekonomi?
sebagai contoh, indonesia belum ada wadah tang menaungi transaksi jual beli seperti di amerika. paypal misalnya, sudah jadi tempat buat transaksi dan banyak yang pakai. disini, kita lebih percaya sama sistem COD. dan pembelian lewat transfer bank juga masih bukti kalau orang masih harus keluar rumah buat belanja (tanpa internet banking harus setor manual).
dan karena lewat bank juga, beli barang dari luar negeri gak bisa. dan semenjak bitcoin jadi mata uang, orang indonesia masih banyak yang belum pernah denger.
penetrasi kartu kredit disini masih minim. gimana orang mau kenal paypal, bitcoin, dll kalo hal yang umum aja orang masih ogah punya
rada sulit memang. harus diubah mindsetnya dan itu proses
Mindset pasti bisa berubah, tapi paling gak buat generasi muda. Yang tua gak mungkin beralih. Dan buat sektor garmen, pembelian online cuma cocok buat beli eceran gak bisa banyak2 jasi reseller seperti orang belanja di tanah abang. Tapi di sektor lain, pasti bisa.
Toko2 online sekarang udah menjamur. Tinggal gimana ngambil kepercayaan pembeli aja.