topik yang cenderung menyinggung gender, tapi apakah wanita akan selamanya "dijajah pria"? kalau dilihat dari berita kejadian yang tidak sama sekali terpuji belakangan ini, wanita dan juga anak jadi korban pelampiasan kekesalan dan nafsu. disaat perlindungan yang harusnya ada dan di negara yang harusnya hukum bersifat adil, apakah layak mereka yang semena2 terhadap wanita dan anak2 itu dihukum sesuai undang2 yang berlaku?
wanita memang lemah, kita memang tidak bisa melakukan banyak hal menantang para pria yang ada diluar sana. kita dikodratkan menjadi makhluk yang lebih lemah, tapi disini letak kita yang menjadi objek. apa kita cuma sekedar hiasan dinding yang bisa dibuang dan dipakai seenaknya? apakah kita tidak bisa menuntut keadilan?
hukum selama ini masih bisa dibelok ke arah yang kuat dan yang punya uang. mereka yang jahat akan selalu ada dan tidak pernah kapok - generasi berikut yang melihat pendahulunya "hanya" dihukum sekian tahun, tidak mungkin bisa menghilangkan kebiadaban. di negara yang hukum rimba masih berlaku, apakah mereka harus disamakan dengan rampok? pengeroyokan dan pembunuhan dijalanan masih halal dan mereka tidak dituntut... apakah pemerkosa bisa diperlakukan begitu?
Yang terjadi belakangan ini, kalau pendapat saya, karena masa lalu atau pengalaman. Bukan karena sosial atau pergaulan.
diperhatiin kalau mereka kebanyakan bukan dari kalangan yang sering identik sama kehidupan hedonis. Kalau hidup hedonis bisa dilibatin faktor sosial dan daktor ikut2an kalau menurut saya.
Hal yang udah jadi kejadian ini bukan cuma keji tapi gak bermoral dan gak berakhlak. Emang dasarnya ada udah menyimpang.
perppu udah keluar. Kebiri mungkin lebih manusiawi atau "HAM" dibanding hukuman mati.
Asal kapok aja deh... terus mereka yang jadi korban, termasuk keluarganya yang dirugikan, ngerasa lebih damai. Kapok bukan si pelaku doang, tapi semua yang punya niatan yang sama supaya takut.
ngomongin tentang HAM, solusi dengan kebiri, alat deteksi elektronik sama hukuman sosial dengan publikasi identitas ke publik menurut saya bisa ngerusak masa depan itu orang selamanya. oke dia salah, oke dia bejat. 10 tahun hukuman atau 20 tahun atau buletin aja 30 tahun. apa dia jera? cukup jera kalau menurut saya dan kalau orangnya insaf. tapi kalau orang itu mau jadi orang yang baik di masa depannya, hukuman itu bisa ngerusak masa depan dia selamanya.
menurut saya itu bukan solusi.
kalau mau ngasih hukuman jangan tanggung2. hukuman mati memang kesannya melanggar HAM dan blablabla. mencabut nyawa orang gak gampang lewat jalur hukum harus banyak perhitungan. tapi kalau dilihat dari efek kedepan si pelaku, dia gak akan nanggung beban hidup lagi. dia mati, selesai urusan. dia gak usah lagi menghadap masa depan yang suram gara2 kelakuannya 30 tahun lalu misalnya.
dan juga, hukuman mati juga sama2 ngebuat efek ke mereka yang punya niat jahat. siapa juga sih orang yang masih waras yang pengen mati? gak ada kan? jadi bukan efek jera yang dicari, tapi dampak sosial ke orang lain yang masih hidup.
hukumannya kan gak seumur hidup. disuntik hormon juga gak seterusnya kok. efek mungkin lebih parah, apalagi buat orang yang punya kedudukan ya itu kalau namanya diumbar ke publik.
yah namanya juga pelajaran... mau enak cara ngerampok ya harus tau gak enaknya di "colok dari belakang" pas di bui. sekalian aja cangkul ikut dimasukin biar lebar itu lobang sekalian
orang dewasa ngedengerinnya aja udah gak enak.. sekarang anak bawah umur yang p*rkosa sama b*nuh. mau dihukum kena perlindungan anak. kalau dibiarin, sama aja seperti ngijinin dia jadi bejat.
buat korban, dibiarin hidup aja udah cukup menyiksa. banyak korban asusila yang sekarangnya masih ngebekas itu trauma.
iya banyak yang minta para pelaku sekalian aja dihukum mati. ngeliatnya cengegesan pas olah tkp bikin jijik
banyak yang gak setuju. dibilang gak manusiawi.
sekarang kalau ditanya balik: "pemerkosaan manusiawi gak?"
coba sekarang ambil contoh saudari ente atau pacar ente yang diperkosa. apa ente mau si pelaku cuman di bui sekian tahun terus di kebiri doang? ya kagak lah.
orang kalau gak ngerasain suka gak mikir sih.
Kak seto gak setuju hukum kebiri. Katanya bikin pelaku kemungkinan makin beringas karena libido tetep ada tapi gak bisa er*ksi. Dan katanya di agama islam juga haram.
agama islam mengharamkan kebiri. lebih gak manusiawi dibanding hukuman mati. kalo mau cara yang dianjurkan agama ya pakai rajam.
nikah harus pake duit.. harus urusan ini itu, harus daftar ini itu.. gak semua cewek mau di poligami dan mau nikah siri. belum lagi urusan sama calon mertua dan keluarganya.. adeknya dan juga kakaknya... om dan tante, dll.
kalo kawin, dimana pun jadi.. mau di kasur, di dapur, kamar mandi sampe di kolong jembatan dan semak2 ala abg cabe2an... semua bisa diatur... selama nafsu masih ada dan kondisi memungkinan, kenapa ngarep setan bakal diem aja ngeliatin begitu?
tanpa maksud apa2.. itu kenyataan... gak perlu laki2 yang nyosor duluan... kadang perempuan yang duluan ngegoda. giliran kasus, laki2nya juga yang disalahin...
hukum kebiri ada di Ceko, Jerman, Moldova, Estonia, Argentina, Australia, Israel, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat. jadi kebiri ini bukan suatu hal yang aneh, dan banyak negara maju pun masih nerapin teknik ini. dan juga teknik ini udah ada dari jaman abad pertengahan.
yang saya tahu, mungkin bisa dibenerin kalau salah... kebiri kimia itu sifatnya sementara. beda sama kebiri fisik yang tujuannya membuat organ reproduksi pria jadi si pria akan kekurangan hormon laki dan membuat libidonya berkurang.
kebiri kimia bukan juga dengan memasukan hormon perempuan. tapi yang dimasukin itu hormon yang menekan hormon laki. namanya antiandrogen. ini penjelasan wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/Antiandrogen
antiandrogen ini akan menekan hormon testosteron laki sehingga karakter laki2 pada umumnya akan berkurang. biasanya karakter yang berkurang meliputi masa otot yang jadi berkurang lobido yang menurun, melemahnya otot dan peningkatkan penimbunan lemak.
kebiri kimia yang sifatnya sementara ini punya efek jangka panjang yang saya dengar adalah penuaan dini dan tulang keropos.
ini foto zoladex yang juga termasuk obat antiandrogen. zoladex dan juga anti-androgen juga suka dipakai untuk para transgender laki ke perempuan.
tapi balik lagi, kebiri kimiawi ini sifatnya sementara. antiandrogen harus disuntik berkala supaya peredarannya bisa mengurangi jumlah hormon testosteron yang terus diproduksi sama tubuh laki2. kalau antiandrogen dihilangkan, secara otomatis testosteron akan balik lagi ke kadar normalnya.
dari beberapa penjelasan, kebiri kimiawi ini cocok untuk mereka yang cukup umur. soalnya kebiri kimia ini merupakan anti hormon laki2. jadi kalau diberikan ke pelaku yang lagi puber2nya (usia baru baligh), tubuhnya bisa aja mundur lagi ke masa sebelum puber karena hormon lakinya dihambat. efek sampingnya bisa dari puber terhambat, atau tidak lagi muncul sama sekali.
mengenai bagian tubuh laki2 mana yang antiandrogen ini serang, ini saya sertain gambarnya
antiandrogen hal biasa buat transgender ya? jadi mereka terapi hormon dan gak permanen ya selama belum operasi?
Hormon yang ngebedain kelamin ada di otak sama di alat kelamin. Selama 2 itu masih nempel di badan, hormon akan terus di produksi dan perbedaan kelamin akan selalu ada.
Terapi hormon ini buat neken jumlah hormon yang gak diinginkan, efeknya jadi karakteristik beda kelamin mulai muncul, tapi cuma sementara.
menyerang kelenjar. tapi bukan hormon perempuan? antiandrogen ini anti hormon laki jadinya ya? banyak asumsi suntikan ini ngasih hormon perempuan...
Pada pakar LGBT nih kayaknya. Huehehe... Peace :)
Gak ada yang ikut gerakan #metoo. Bungkam lebih baik dari kejujuran nampaknya... Banyak yang takut
kasar banget ente. hak2 orang mau ngomong apa gak, bukan hak ente buat hakimin.
sorry baru baca ulang, memang ternyata ambigu
bukan maksudnya begitu gan. maksudnya kalau diem itu bisa gak ngundang perdebatan yang bisa berujung fitnah. sekarang banyak yang pakai momen ini untuk ngejatuhin orang lain.
seperti waktu harvey weinstein yang melecehkan banyak artis papan atas. banyak setelahnya yang buka suara kalau mereka pun dari industri atau pekerjaan apapun di belahan dunia manapun, ada tindakan yang gak senonoh.
dan oleh karena ketidak adilan dan perbedaan kelamin ini makanya ada perlindungan perempuan dan anak, dan gak ada yang namanya "perlindungan laki2".