Logo ada dimana-mana. Dengan banyaknya software yang mendukung, minat pasar yang besar dan modal yang relatif kecil, banyak yang mendalami profesi graphic designer, dan banyak dari mereka bergerak di design logo.
Karena design logo bisa saja dilakukan oleh siapa saja yang punya imajinasi dan paham komputer dan softwarenya, apa yang membedakan seorang designer amatir dan designer profesional?
Setiap desainer grafis berpengalaman pasti menciptakan logo step-by-step dengan proses pembuatan yang rumit dan memakan waktu. Mereka melihat banyak faktor dan sisi sebelum menerapkannya dalam design. Sebuah logo yang dibuat secara profesional bukan sebuah proyek yang bisa diselesaikan dalam hitungan jam atau minggu. Tapi design logo profesional adalah proyek yang bisa memakan waktu 1 bulan, dan bahkan bisa lebih.
Kenapa bisa selama itu? Waktu yang paling lama dibutuhkan untuk survey dan mengumpulkan informasi. Sementara itu proses pembuatannya yang banyak orang bilang lama sebenarnya tidak jika dilakukan oleh designer profesional. Dan jika si designer dan klien cepat sepakat dan konsepnya cocok, proses pembuatannya bisa dibuat lebih singkat lagi. Waktu yang lama juga dibutuhkan untuk mendapatkan kesepakatan antara si designer dan klien.
Logo profesional biasanya dibuat untuk perusahaan dan produknya. Oleh karena itu, logo profesional harus mencerminkan banyak aspek yang didapatkan dari survey. Logo UKM (Usaha Kecil Menengah) biasanya tidak butuh hal ini. Oleh karena itu, pembuatan logonya jauh lebih cepat, dan juga jauh lebih murah.
Bagaimana caranya seorang graphic designer membuat logo profesionalnya dengan efektif dan efisien? Berdasarkan pengalaman saya sebagai designer, dan juga dengan diskusi sedikit banyak dengan salah satu designer Eyerys, saya ingin berbagi proses pembuatan logo yang saya rangkum dalam 5 proses inti.
BRIEFING
Pertama kali si designer bertemu si klien, dia dituntut untuk mempelajari garis besar dari tuntutan dan latar belakang si klien. Informasi dasar ini meliputi:
- Jenis perusahaan dan produknya
- Target pemasarannya
- Saingannya
- Status perusahaan dan imejnya di masyarakat
- Nilai design yang melekat di perusahaan dan produknya
- Budget yang dibutuhkan
- Target dan waktu
RISET
Riset ini memakan waktu yang paling lama. Info yang didapatkan dari Briefing akan digali lebih dalam melalui internet, berita, produk yang dibuatnya, kuesioner, dll.
Setelah mendapatkan semua informasi dasar yang dibutuhkan, tahap berikutnya adalah menggabungkan semuanya menjadi satu untuk mendapatkan satu ide yang umum untuk mevisualkan konsep yang diinginkan si klien.
KONSEP
Konsep adalah hal berikutnya yang membedakan designer profesional dengan yang amatir. Setiap designer mempunyai cara dan teknik sendiri-sendiri. Imajinasi dan kemampuan ini berkembang seiring dengan pengalaman si designer itu. Banyak designer profesional masih mengandalkan cara tradisional kertas dan pensil untuk membuat sketsa tangan sebagai awal dari konsep.
Proses ini membutuhkan waktu cukup lama karena si designer dituntut untuk mengeluarkan kreatifitasnya. Biasanya, designer profesional akan bertanya tentang logo yang klien suka dan bertanya tentang arahan-arahan design yang mereka suka.
REVIEW
Semakin tinggi pohon berdiri, semakin besar juga dampaknya kalau dia jatuh. Ini berlaku juga buat designer. Semakin berpengalaman dia, semakin "kesal" juga kalau dia dikritik oleh klien yang dia anggap "tidak tahu apa-apa". Tapi designer yang profesional adalah mereka yang berpengalaman dalam menahan emosi ini dan mengambil setiap kritik sebagai masukan yang membangun.
Pada proses ini, si designer akan bertemu atau berkomunikasi dengan klien untuk menyerahkan konsep yang dia buat. Designer profesional akan membuka dirinya terhadap setiap masukan dan berbagi informasi dengan memberikan pendapat profesionalnya.
Dari hasil Review, jika ada yang harus diubah, proses akan balik ke Konsep.
PRESENTASI
Setelah konsep diterima, designer akan membuat logo draft "final" yang dibuat dari kreativitasnya dan hasil Review yang disepakati. Logo ini akan dipresentasikan kepada klien.
Dalam proses ini, si designer akan menjelaskan konsep design yang dia buat dan arti intrinsik dari setiap elemen yang ada di designnya.
Design adalah hal yang subjektif. Suatu design mungkin terlihat bagus buat satu orang tapi jelek buat orang yang lain. Designer profesional adalah mereka yang bisa menggabungkan 2 sisi mata uang dan menjadikannya uang kertas :) Maksudnya adalah mereka bisa menggabungkan minat dirinya dan keinginan si klien dalam suatu produk visual.
Designer profesional pasti punya standard procedure yang memudahkan kedua belah pihak.
Semoga info ini berguna :)
nice post om. berguna buat yang mau desainer profesional.
sebagai tambahan, desainer ini bisa aja bergerak sendiri perorangan seperti freelance atau desainer yang kerja buat perusahaan. dan yang kerja di perusahaan bisa jadi standard procedure nya dikasih sama perusahaan.
UKM desain sendiri paling. Coret2 dikit jadi :)
pake paint juga jadi :)
beda profesional sama amatir sekarang beda tipis. desainer amatir juga pada jago2. perbedaannya cuma di pendekatan dan review atau cara presentasi.
tekniknya udh mirip2.
sama membantu pendaftaran hak cipta, garansi, aftersales, dll.
banyak bro
walaupun cuma design yang kontrak putus, designer profesional biasanya tetep ngasih aftersales dan input selama masih dalam batas projectnya.
freelance sama designer biasa rata2 gak mau repot sama hal2 itu. harganya juga lebih murah. sekarang nyari freelance banyak yang profesional yang harus jeli.
syarat jadi desainer di luar negeri lebih banyak. lain sama di indonesia yang lebih spesifik.
semua kerjaan juga begitu. hahaha
kebalik bos. di luar negeri yang lebih spesifik. jadi desainer dituntut untuk tahu hal2 yang berhubungan sama desain, thats it!
kalau di indonesia, semua kebalikannya. banyak perusahaan ngeliat desainer adalah orang yang bekerja dengan komputer. oleh karena itu si desainer juga dituntut ngerti banyak hal tentang komputer yang dulunya dikhususkan untuk orang2 IT.
contohnya begini, lowongan kerja untuk desainer grafis selain bisa program desktop publishing seperti photoshop, illustrator, corel, freehand, dll, harus nguasain sedikit banyak web programming seperti bahasa php, css, html, dll. dan gak cukup sampai segitu, ada juga yang minta si desainer paham buat edit movie gitu sampe flash dan bahkan autocad.
lain dibanding lowongan di luar negeri. desainer cuma dituntut paham photoshop dan program2 lain yang berhubungan dengan desain aja.
dan keluhan lainnya kalau ane kutip dari temen ane yang kerja desainer, tuntutan untuk gaji gede itu susah. ya wajar sih namanya kerja buat orang, tapi sekarang masalahnya begini, belajar hal2 lain selain desain grafis seperti edit film, kursus program 3D, dll itu butuh duit yang gak sedikit. belum juga waktunya.
dulu hal2 itu khusus untuk orang IT. sekarang orang desain juga harus ngerti. sampe2 lucunya, lowongan desainer grafis gak lagi punya syarat lulusan DKV, tapi lulusan IT.
IT memang bidang paling diminati kayaknya sekarang. nasib lulusan desainer makin terpuruk disini.
tuntutan skrg begitu memang kebanyakan. orang IT dan yg ngerti masalah teknis banyak di cari.
tapi paling gak itu bukan faktor utama kok... itu ilmu tambahan dan gak selalu wajib harus tahu pas keterima kerjaan. asal mau belajar aja sih...
ane bukan jurusan dua2nya :p jadi ane ada ditengah2. hehe
nasib orang indonesia... nasib orang design
karena tuntutan itu kali ya jadi banyak desainer yang kerjanya sekarang freelance? dan banyak orang yang kursus IT walaupun dia bukan lulusan IT.
dan karena banyak orang bisa, atau ngerasa bisa desain, karena modalnya dikit. cuma butuh imajinasi dan kreatifitas aja
imajinasi dan kreatifitas... semua orang bisa belajar gak tergantung sama jurusan. banyak lulusan selain desain yang kerja sambilan desainer karena nganggep desain itu sepele. apa bener begitu? kalo bener tandanya desain jadi suatu ilmu dan jurusan yang gak dianggap menunjang dalam arti bergengsi dong?
mau irit pengeluaran. namanya juga usaha :p
banyak freelance bikin logo karena banyak yang mikir bikin logo itu paling gampang. secara teori memang bener, gak susah kok bikinnya. tapi kalo dilihat detailnya, bikin logo ternyata gak gampang.
pernah waktu itu ngomong sama desainer logo yang memang kerja buat perusahaan dan satu lagi desainer logo yang kerja freelance. yang freelance lebih ngutamain waktu, makin cepet makin baik. hasilnya memang bagus dan dari skill, jago. dia juga bikin sketsa dan prosesnya gak jauh beda sama yang dijelasin. kurangnya cuma ya itu waktu. freelance karena kerja sendirian, butuh timetable dan harus nyelesain proyek secepat mungkin supaya waktu luang berikutnya dia bisa cari proyek yang baru. kadang walaupun dapet kontrak, dia juga ngajuin dia bisa menang di waktu dengan hasil yang gak kalah bagus.
balik lagi ke kebutuhan sama selera. banyak freelance yang jago, banyak juga yang murah. negosiasi juga bisa kekeluargaan dan gak terlalu banyak aturan. kalau profesional lebih ke arah tenggat waktu sama wibawa karena bawa embel2 dibelakangnya. bagusnya, mereka bisa di kontak kapan aja dan aftersales dan support lebih bagus.
ribet juga... thanks
itu kan kalau desain logo ya. kalo desain grafis secara umum harus pakai cara2 itu gak? denger2 desainer grafis harus nguasain IT juga sedikit banyak. kalo bener, itu 2 kan beda jurusan
tergantung pak. kalau kliennya berhubungan sama produk atau perusahaan yang mau dipromosi, stepnya kurang lebih sama.
freelance harus nguasain marketing. jadi koneksi harus banyak. step2 diatas cuma prosedur bukan mutlak. designer yg kerja di perusahaan mungkin punya cara beda, dan freelance gak boleh diem aja nunggu klien dateng kan?
sangat membantu. trims
UKM2 gitu pada pake logo biasa karena rata2 gak ngerti peran logo itu apa, apa karena mau irit biaya? No offence
UKM biasanya cuma target pasar regional jadi tempat strategis dan waktu buka lebih penting dari nama. apalagi logo :)
boro2 mikirin logo bagus. yang penting jualan dulu
seperti kata bro rama dan bos januar, ukm biasanya target pasaran kecil setempat dan langsung ke konsumen. peran logo gak begitu besar karena tipe usahanya lebih ke arah regional dan saingannya orang2 sekitar.
beda sama perusahaan yang pasarnya multi segmen. logo punya peran besar sebagai penentu karakter dan simbol produk/usaha.
sebetulnya gak punya logo juga gpp. banyak juga yang gak mikirin kok. yang penting jualan :)
dua2nya
http://www.eyerys.com/comment/2946#comment-2946[/embed]
logo PT sama logo produk meriahan logo produk. kenapa pada rata2 begitu ya ngomong2?
karena logo produk yang bakal diliat sama konsumen. logo PT cuma ada di kopsurat, kartu nama, dan sejenisnya yang gak terekspos sebanyak logo produk.
keliatannya cuma disini ya? atau gak banyakan disini ya? maksudnya di indonesia logo PT gak terlalu wah atau standar2 aja. tapi buat produknya bikin logo bagus2. dibanding sama luar negeri ya.
logo PT biasanya inisial jadi gak terlalu repot bikinnya.
gak semua inisial standar banyak juga yang bagus
logo perusahaan yang bergerak di bidang design pastinya lebih bagus daripada logo perusahaan yang jualan kabel :)
contohnya kontras banget. hahaha. sekalian aja bedain sama yang jualan makanan ikan
atau plastik kiloan :))
atau toko mebel... pake dibahas hahaha
hahaha. kalo usaha desain, portofolio pertamanya bisa dibilang logonya kan? :))
sepertinya gitu sih secara sebelum bikin punya klien kan harus punya nama usaha dulu. biasanya sih gitu (kecuali freelance gak punya kewajiban). dan punya nama bagusnya punya logo.
masa kalah sama sendal jepit? hahaha
biar logonya gak banyak yang tau, namanya terkenal sejagat! cek aja merek sw*llow :)
tergantung orangnya. ada yang pengen logo bagus, ada yang gak.
pak kurniawan desainer ya?
desainer profesional yang turun gunung buat ngasih wejangan. hehehe
suhu yang merendah. biasa itu mah. hahaha
yup desainer :)
iya saya designer :)
desainer apa pak?